Friday, February 11, 2011

FLU BABI BERPOTENSI MENJADI WABAH MEMATIKAN GLOBAL

type='html'> Disarikan dari laporan David Koop dari Mexico City untuk AP dan reportase CNN serta BBC.

Presiden Mexico, Felipe Caledron, 74, menyatakan bahwa keputusan yang dibuat pada hari Sabtu 25 April 2009 untuk mengisolasi penduduk yang terkena flu babi adalah tindakan pengamanan dengan menggunakan kekuasaannya demi mencegah perluasannya yang akan mengancam kesehatan dan keselamatan global.

Kasus-kasus baru flu babi telah dikonfirmasi juga terdapat di California dan diduga termasuk New York. Tetapi secara resmi belum bisa dinyatakan apakah kasus-kasus yang ditemukan di New York berasal dari virus yang sama dengan jenis yeng telah menewaskan 81 orang di Mexico dan mebuat 1.324 sakit sejak 13 April, seperti yang diumumkan oleh sekeretaris kesehatan Mexico pada hari Sabtu sore.

Uji laboratorium telah mengkonfirmasi flu babi merupakan penyebab dari 20 kematian yang terjadi. Para tentara Mexico dan tim medis melakukan patrol di airport-airport dan terminal-terminal bis dan berusaha mengkarantina penduduk yang diduga terinfeksi swine flu tersebut. Sebenarnya respon pemerintah Mexico dalam menangani wabah yang telah mulai berkembang sejak sekitar bulan Maret ini terlihat sangat lambat.

WHO pada hari Sabtu meminta Negara-negara di seluruh dunia untuk meningkatkan intensitas pelaporan dan pengawasan dan melaksanakan suatu respond yang terkoordinir utnuk melawan dari penyakit mematikan ini.

Dua puluh kasus baru yang diduga terkait denganv virus ini baru ditemukan hanya di kota Mexico City saja, dimana pemerintahan kota telah meliburkan sekolah-sekolah dan menutup semua fasilitas publik sampai pengumuman resmi dari pemerintah. Lebih dari 500 event, termasuk konser dan pertandingan olah raga ditunda di kota berpenduduk 20 juta jiwa tersebut. Gereja Katholik juga mengumumkan menunda misa minggu di ibukota tersebut.

Sementara kasus yang diduga terkait dengan flu babi saat ini telah dilaporkan di 16 negara bagian Mexico, menetari kesehatan Jose Cordova mengatakan bahwa “Hal tersebut belum menyebar di seluruh Negara”. Direktur Jenderal WHO, Margaret Chan mengatakan bahwa serangan virus yang belum pernah dilihat ini “memiliki potensi menajdi wabah”. WHO memilki tiga criteria yang harus dipenuhi sehingga suatu kejadian bisa masuk kriteria wabah global. Virus dapat menginfeksi manusia, dapat ditularkan/disebarkan antara manusia dengan manusia, dan penduduk dunia tidak memiliki ketahanan terhadap suatu serangan virus.

Kematian pertama terkait flu ini terjadi di selatan Oaxaca pada tanggal 13 April, tapi pemerintah Mexico tidak mengirimkan 14 sample darah dari kasus yang ada sampai 18 April kepada CDC (The Centers for Disease Control and Prevention) -yang merupakan sebuah pusat pengendalian dan pencagahan penyakit yang berada di bawah Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan Amerika- hampir bersamaan dengan saat dimana sebuah team peneliti kesehatan juga dikirimkan untuk mencari pasien-pasien yang diketahui menderita suatu gejala semacam flu atau penyakit gangguan pernafasan yang sangat jarang.

Team tersebut mencatat sesuatu yang aneh : Flu membunuh pneduduk berusia antara 20 – 40 tahun. Korban flu pada umumnya adalah bayi atau orang berusia lanjut. Wabah flu Spanyol, yang membunuh 40 juta penduduk di seluruh dunia dalam tahun 1918-1914, pertama kali juga menyerang orang berusia muda yang sehat.

Para ilmuwan telah memperingatkan selama bertahun-tahun berkaitan dengan potensi wabah serangan virus-virus yang berasal dari perpaduan mutasi genetis antara manusia dan hewan.

Flu babi dan flu biasa seringkali memiliki gejala-gejala yang hampir sama – sebagian besar disertai demam, batuk dan radang tenggorokan, meskipun beberapa korban dari Amerika juga mengalami muntah-muntah dan diare. Tetapi tidaks eperti flu biasa, manusia tidak memiliki kekebalan alami terhadap virus yang menyerang gen binatang – dan proses pembuatan vaksin baru bisa memakan waktu berbulan-bulan sampai siap digunakan.

Otoritas Mexico menyisakan keraguan setelah direktur museum Mexico, Felipe Solis meninggal pada minggu ini, beberapa hari sesudah menemani Presiden Amerika, Barack Obama dalam sebuah tour Museum Antropolgi Nasional pada tanggal 16 April. Cordova menyatak bahwa Solis mengalami gejala dan sakit gangguan saluran pernafasan yang tidak terkait dengan influenza.

0 comments: